Selasa, 26 April 2016

Panglima TNI : Penggunaan Anggaran Harus Efesien, Tepat Guna Dan Sasaran

                                      Foto : Puspen TNI
Aksi Reaksi - Jakarta, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghimbau agar anggaran yang ada harus diefisienkan agar tepat guna dan tepat sasaran kualitas, untuk itu saya perintahkan kepada Irjen TNI mulai merubah sistemnya, bukan melaksanakan inspeksi berdasarkan jadwal, akan tetapi manakala Angkatan akan mengadakan Alutsista atau apapun Irjen TNI sudah mulai masuki kedalam. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memimpin acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Inspektorat Jenderal (Irjen) TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin kepada Mayjen TNI M. Setyo Sularso dan Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Panglima TNI dari Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya kepada Mayjen TNI Andogo Wiradi, di Ruang Hening, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (25/4/2016). Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan amanat Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo terkait efisiensi anggaran agar dapat dilaksanakan agar tepat guna dan tepat sasaran kualitas. 
“Bagaimana operasional bisa berjalan dengan benar apabila persenjataan, pakean dan sepatu prajurit tidak siap dalam melaksanakan tugas operasi,” tegasnya.  Berdasarkan pengalaman yang berjenjang Mayjen TNI M. Setyo Sularso akan mampu melanjutkan apa yang sudah dirintis oleh Letjen TNI Syafril Mahyudin serta dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. “Saya yakin berdasarkan pengalaman yang ada Mayjen TNI M. Setyo Sularso pernah beberapa kali mendapat jabatan di Irjen dan pernah mengalami suatu masalah yang besar di Papua dan mampu menyelesaikannya,” katanya. 
Dalam kesempatan tersebut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga memberikan penekanan kepada Koorsahli Panglima TNI yang baru Mayjen TNI Andogo Wiradi agar dalam melaksanakan tugasnya dapat membantu Panglima TNI dalam memberikan saran, masukan dan kajian terkait apa yang harus disampaikan didepan publik. Sebuah institusi pertahanan negara dituntut untuk memberikan arah kebijakan bidang pertahanan dan keamanan negara serta turut mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang memiliki komitmen dan karakter positif, kreatif, kompetitif, komunikatif, kredibel dan militan dihadapkan dengan tuntutan tugas kedepan. “Apa yang disampaikan Panglima TNI pasti mendapat sorotan oleh publik, jadi jangan sampai Panglima TNI menyampaikan hal-hal yang tidak tepat dan ini membutuhkan masukan-masukan dari Koorsahli,” tutur Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. 
Diakhir amanatnya Jenderal TNI Gatot Nurmantyo atas nama TNI dan seluruh prajurit, mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas pengabdian dan dedikasi yang disertai sikap keteladanan dalam perjalanan hidup dan karir Letjen TNI Syafril Mahyudin dan Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya. “Sekali lagi kepada Letjen TNI Syafril Mahyudin dan Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya saya ucapkan selamat karena suatu kebanggaan dan suatu kehormatan tentunya telah mampu melaksanakan tugas secara purna dan sempurna mulai dari Letda sampai dengan Letjen dan Mayjen,” ujarnya. (Red)

Senin, 11 April 2016

Tentara Filipina Dipukul mundur Abu Sayyaf 18 Tentara Tewas



Aksi Reaksi, 18 Prajurit Filipina tewas dalam operasi pembebasan sandera di Pulau Jolo, Basilan.di tengah upaya membebaskan 10 warga negara Indonesia yang disandera, terjadi baku tembak selama sembilan jam antara militer Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf di kawasan Basilan , Filipina Selatan, Sabtu (9/4/2016).
Dalam baku tembak tersebut militer Filipina  kelhilangan banyak personelnya. Sebanyak 18 prajurit Filipina tewas, empat di antaranya dalam kondisi terpenggal.
Pasukan militer Filipina dikepung oleh sekira 150 personel kelompok Abu Sayyaf , di antaranya ada yang membawa peluncur granat M203.
Korban dari pihak militer tersebut tercatat sebagai korban terbanyak dalam sehari pertempuran sejak pemerintah Filipina memerangi pemberontak, baik dari kelompok muslim maupun komunis.
Dari pihak Abu Sayyaf , ada lima personel yang tewas dan 20 orang luka-luka.
Seorang personel Batalyon Infanteri ke-44, Sersan Erico Paglinawan, menceritakan bagaimana pasukannya terjebak di ranjau darat yang dipasang kelompok militan.
"Setelah ranjau darat meledak, tiba-tiba kami dihujani tembakan," ujar Erico ketika ditemui di rumah sakit. (Red)